kebudayaan yang mulai dilupakan...
Banyak kesenian di Tanah Air ini yang mulai memudar pamornya, salah satunya adalah Kesenian Tanjidor...
Kapan Kesenian Tanjidor ini ada di Jakarta? Dalam buku “Ikhtisar Kesenian Betawi”, terbitan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, disebutkan kesenian ini sudah tumbuh sejak abad ke-19. Kegiatan bermusik ini begitu santer dan terus berkembang di pinggiran kota Jakarta. Dalam sejarah perkembangannya, konon jenis musik ini berasal dari orkes yang semula dibina dalam lingkungan tuan-tuan tanah, seperti tuan tanah Citeureup, tak jauh dari Cibinong, pinggiran Jakarta.
Kendati kesenian Tanjidor adalah kesenian tradisional namun alat musik Tanjidor termasuk menggunakan alat musik modern, terutama alat tiupnya, seperti : trombhon, piston (comet a piston), tenor, klarinet, as, dilengkapi alat musik tabuh membran, yang biasa disebut tambur atau genderang. Pastinya alat-alat musik tersebut sangat mahal harganya dan sangat jarang ada di Indonesia ini.
Selaras dengan pergeseran zaman, sebagian besar alat musik yang hingga kini masih digunakan termasuk kategori instrumen yang sudah usang dan cacat. Barang bekas yang sudah pada peyot dan penyok-penyok ini toh masih bisa berbunyi. Kendati suaranya kadang-kadang melenceng ke kanan dan ke kiri alias fals. Saking tuanya, alat musik tersebut sudah ada yang dipatri, dan ada pula yang diikat dengan kawat agar tidak berantakan. Tetapi semua itu tidak mengurangi semangat penabuhnya yang umumnya juga sudah pada lanjut usia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar