Tubuh manusia terdiri dari jaringan saraf yang rumit. Masing-masing saraf mempunyai fungsi berbeda-beda.
Saraf pengatur indera perasa adalah salah satunya. Saraf ini perlu dijaga sedemikian rupa, agar tetap menjalankan fungsinya. Sedikit gangguan saja, akan memunculkan masalah kesehatan yang lain.
Sayangnya, gangguan saraf yang umumnya diderita oleh orang-orang berusia 35 tahun ke atas ini sering diremehkan. -- Ah, nggak apa-apa kok, nanti juga sembuh sendiri. Itu kan gara-gara tertindih lama, jadinya saya kesemutan-- begitu selalu anggapan kita. Keluhan seperti ini hampir pernah dirasakan setiap orang, seperti halnya kebas (mati rasa, kebal atau baal), dan kram otot. Itu sebabnya, ketiga gangguan ini sering disebut pula dengan --3K-- (KEBAS, KESEMUTAN, DAN KRAM). Bahkan gangguan ini sering kali disertai dengan rasa nyeri.
PENYEBAB
Penyebab ketiga gangguan itu adalah terganggunya bagian saraf tepi. Misalnya, gangguan pada fungsi pengatur indera perasa, akibat saraf mengalami tekanan (misalnya duduk terlalu lama). Bisa juga karena saraf terjepit (karena pengapuran pada tulang belakang). Atau saraf robek/putus akibat kecelakaan.
Sering pula terjadi rusaknya saraf tersebut karena gangguan pada pembuluh darah (misalnya pada penderita diabetes), konsumsi minuman beralkohol, merokok. Selain itu, kekurangan nutrisi, khususnya vitamin-vitamin neurotropik juga mengambil peran cukup penting yang tidak boleh diabaikan.
Apalagi, 3K ini juga dapat menjadi gejala penyakit lain yang lebih serius, seperti kolesterol tinggi dan kecing manis (diabetes mellitus). Jenis penyakit lain yang fungsi saraf adalah bell's palsy, tortikolis, frozen shoulder, dan carpal tunnel syndrome.
Beberapa gangguan kesehatan serius yang ditandai gejala kesemutan, antara lain:
- Radang sumsum tulang belakang (myelitis)
Terjadi pada orang dewasa, kadang-kadang gejala kesemutan didahului oleh flu berat. Kesemutan yang dirasakan akan menghebat, naik dari ujung jari kaki sampai ke pusar (perut tengah). Gejalanya berkembang menjadi rasa tebal di permukaan kulit. Setelah fase ini, penderita akan mengalami kesulitan berjalan. Ini adalah gejala radang sumsum tulang belakang, yang terjadi karena serangan virus bernama cytomegalovirus (CMV).
Penderita menjadi tidak bisa mengontrol buang air kecil. Buang air besar pun sulit. Penyakit ini dapat disembuhkan total, dapat pula cuma sembuh sebagian, tetapi ada juga yang sampai lumpuh.
- Diabetes mellitus atau kencing manis
Pada penderita diabetes, kesemutan adalah gejala kerusakan pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung syaraf berkurang. Gejala yang dirasakan biasanya telapak kaki terasa tebal, kadang-kadang panas, dan kesemutan di ujung jari terus-menerus. Kemudian disertai rasa nyeri yang menikam, seperti ditusuk-tusuk di ujung telapak kaki, terutama pada malam hari.
- Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Kesemutan yang menyerang ujung jari, biasanya tangan kanan, dan kemudian berkembang menjadi rasa tebal, saat digunakan beraktivitas, adalah gejala CTS. Gejala kesemutan ini berkaitan dengan rongga di pergelangan tangan (karpal) yang mengalami pembesaran otot-otot sehingga menekan saraf yang melewati terowongan tersebut. CTS bisa menjadi gangguan lebih serius bila didiamkan cukup lama, misalnya 1 - 2 tahun.
Pada tahap ini tekanan otot sudah mengganggu aliran darah ke tangan, dengan akibat otot-otot yang mengalami kekurangan nutrisi akan mengecil, dan melemahkan otot.
- Jantung
Pada penderita sakit jantung, kesemutan dapat juga timbul karena komplikasi jantung dan sarafnya. Yang terjadi misalnya, si penderita menjalani operasi pemasangan klep jantung. Saat pemasangan, ada bekuan darah menempel, yang kemudian terbawa aliran darah ke atas, dan menyumbat salah satu pembuluh darah di otak. Bila sumbatan di otak itu kebetulan mengenai daerah yang mengatur sistem sensorik, si penderita akan merasakan kesemutan sebelah. Bila daerah yang mengatur sistem motorik juga terkena, kesemutan akan menjadi kelumpuhan.
- Rematik
Rematik juga menimbulkan kesemutan atau rasa tebal. Gejala kesemutan karena rematik akan hilang bila rematik sembuh.
PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan sesuai penyakit yang mendasarinya. Sebagai contoh : bila kesemutan terjadi pada penderita diabetes (Neuropati diabetik), maka pengobatan dilakukan dengan pengontrolan gula darah disertai obat-obatan yang bersifat neurotropik dan juga vitamin B.
Namun bila kesemutan disebabkan oleh penekan saraf maka pengobatan harus dilakukan dengan modifikasi gerakan tubuh, pemberian neurotropik, dan mungkin pada kasus yang berat dipertimbangkan uuntuk operasi.
Perlu diingat, bila kesemutan akibat penyakit stroke maka pengobatan harus segera dilakukan, misal pada stroke akibat sumbatan maka pasien harus diberikan obat pengencer darah maupun pengaturan faktor risiko strokenya seperti hipertensi dan kholesterol.
Sumber :
Link udah kami pasang,,,,
BalasHapussalam kenal :)
Makasih ya.. lam kenal juga .. :)
BalasHapus